Minggu, 11 Mei 2014

Basmi Cacing pada Kucing

Oleh : Rifki Nugroho, drh
HP. 08123308849 / 082143259849
Email : rifnugroho@gmail.com
WhatApp : 08123308849 
PIN BB : 7687788B
Facebook : Rifki Dokterhewan Nugroho / rifki-nugroho@hotmail.com

      Agar tuntas membasmi cacing, diperlukan pengetahuan mengenai siklus hidup cacing dan cara obat cacing bekerja. Cacing pita mempunyai siklus hidup dan cara penyebaran yang berbeda dengan cacing gelang. 

Cacing Gelang 
         Ada banyak spesies cacing gelang yang dapat menyerang kucing. Yang paling sering adalah Toxascaris leonina dan Toxocara cati. Cacing gelang berbentuk seperti tambang, dengan bagian ekor dan kepala yang lebih kecil dari bagian perut.

           Cacing ini jarang menyebabkan penyakit yang parah pada kucing dewasa. Pada anak kucing sering menyebabkan kurus tetapi perut buncit, kurang nutrisi dan mencret (kadang disertai bercak darah). Pada beberapa kasus terjadi penumpukan sejumlah besar cacing dan menyebabkan usus tersumbat.

        Toxocara cati paling sering menyerang kucing bila dibandingkan cacing gelang lainnya. Pada kondisi tertentu telur cacing ini dapat bertahan selama 1 tahun di lingkungan kering. Larva cacing bisa masuk ke hati, bergerak ke paru-paru terus menuju ke trachea di tenggorokan dan masuk kembali ke perut melalui saluran makanan (esofagus). Pada saat perpindahan di tenggorokan ini, kucing sering menunjukkan gejala batu-batuk dan muntah. Pada muntahannya kadang-kadang terdapat cacing.

  • Toxocara cati yang menyumbat usus

       Sebagian besar hidup cacing gelang berada di dalam tubuh kucing. Telur yang dihasilkan cacing dewasa dikeluarkan melalui kotoran. Telur cacing sangat resisten dan dapat bertahan dilingkungan kering. Telur cacing ini dapat rusak bila terkena larutan Hypoclorit (Pemutih) selama 10 menit.
             Selain melalui telur cacing yang dikeluarkan lewat kotoran, induk kucing juga dapat menulari anaknya lewat air susu. Tikus juga dapat berperan dalam menyebarkan dan menularkan cacing.
           Untuk mengetahui apakah kucing terserang cacing atau tidak, biasanya dengan memeriksa contoh kotoran kucing di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini biasa dilakukan oleh dokter hewan. Pada kotoran kucing tersebut akan terlihat adanya telur cacing. Terlepas ditemukan atau tidaknya telur cacing pada kotoran kucing, pemberian obat cacing sebaiknya dilakukan secara rutin dan berkala.

  • Siklus hidup cacing gelang (T. Cati)

             Sebagian besar cacing gelang mempunyai siklus hidup yang mirip. Kebanyakan telur cacing menetas dalam waktu dua minggu. Obat cacing membasmi cacing dengan cara merusak sistem syaraf cacing. Obat cacing tidak bisa membasmi telur cacing karena telur tidak mempunyai sistem syaraf. Oleh karena itu pemberian obat cacing harus diulang 2 minggu kemudian agar cacing yang berasal dari telur yang baru menetas dapat segera dibasmi dengan tuntas. 

             Kebanyakan cacing gelang dapat dibasmi oleh obat cacing yang mengandung bahan aktif pyrantel, febendazole, mebendazole atau piperazine

Cacing Pita, Si Pencuri Makanan Dan Perusak Usus 
             Pinjal Kucing adalah salah satu parasit kucing yang dapat menyebarkan cacing pita, karena itu Segera basmi pinjal dan beri obat cacing secara berkala.

             Kucing yang terkena serangan cacing pita biasanya jarang sekali menunjukkan gejala sakit. Cacing dapat saja menyebabkan mencret, kadang-kadang disertai bercak darah. Pada kasus yang parah dapat menyebabkan kurang gizi, kurus, infeksi usus, dan gangguan pencernaan seperti usus tersumbat. Sekitar 1-60 % dari seluruh populasi kucing terserang cacing ini. Oleh karena itu pencegahan dengan pemberian obat cacing rutin adalah cara terbaik menghindari serangan cacing.

                Anak kucing yang baru lahir dapat tertular cacing dari induknya. Anak kucing yang tertular biasanya mengalami diare (mencret) berkepanjangan. Akibatnya pertumbuhan menjadi terganggu sehingga anak kucing bisa mati karena dehidrasi dan kekurangan gizi.
Ada beberapa spesies cacing pita yang sering terdapat di pencernaan kucing, yaitu : Dipylidium caninum, Taenia taeniaeformis dan Echinococcus multilocularis. Sesuai namanya, cacing pita berbentuk pipih seperti pita dengan warna putih atau krem. Cacing pita di pencernaan kucing dapat mencapai panjang 70 cm.

            Cacing pita mempunyai kepala (scolex) dengan beberapa mulut penghisap yang berfungsi menghisap darah dan zat-zat makanan yang terdapat di usus kucing. Di kepala cacing pita terdapat rostellum, berbentuk seperti kikir bergerigi yang berfungsi sebagai jangkar. Rostellum ini menancap di dinding usus kucing dan menyebabkan luka pada usus kucing.

              Badan cacing pita terdiri dari banyak segmen. Setiap segmen merupakan satu unit reproduksi fungsional. Segmen paling dewasa terdapat di ekor cacing pita. Bila telah matang segmen ini lepas dan mengeluarkan 5-30 telur cacing. Cacing pita bisa melepaskan 1 segmen dewasa setiap hari.

  •  Siklus Hidup Cacing Pita D. Caninum

            Segmen cacing yang matang akan melepaskan diri dari induknya dan keluar melalui kotoran. Dalam segmen ini terdapat telur cacing. Telur dalam segmen dapat bertahan selama beberapa bulan di daerah yang kering. Segmen yang kering berbentuk seperti butiran beras.Segmen/telur cacing jatuh ke lantai atau alas tempat tidur kucing. Telur pinjal (kutu kucing) yang juga menetas di tempat yang sama akan menghasilkan larva, larva tersebut akan memakan telur cacing. Dalam tubuh pinjal, telur cacing berkembang menjadi cysticercoid. Cysticercoid akan berpindah ke tubuh kucing bila pinjal menggigit dan menghisap darah kucing. Dalam tubuh kucing, cysticercoid akan berkembang menjadi cacing pita dewasa dan kembali menghasilkan telur.

  • Cara Kerja Obat Cacing

               Sebagian besar obat cacing hanya dapat membasmi cacing dengan jalan merusak sistem syaraf cacing. Obat cacing tidak membasmi telur cacing. Oleh karena itu, pemberian obat cacing perlu diulang dalam jangka waktu tertentu agar cacing yang baru menetas dari telur dapat segera dibasmi sebelum menjadi dewasa dan menghasilkan telur cacing baru.
Jenis Obat Cacing Dan Targetnya

                Obat cacing yang mengandung bahan aktif pyrantel, febendazole, mebendazole dan febantel hanya dapat merusak sistem syaraf cacing gelang. Obat-obat ini tidak berpengaruh terhadap cacing pita. Obat lain yang sering digunakan untuk membasmi kutu (pinjal) dan tungau (scabies, demodex, dll) adalah suntikan ivermectin. Obat ini sering salah kaprah disebut “suntik jamur". ivermectin juga dapat digunakan untuk membasmi cacing gelang, tetapi tidak berpengaru terhadap cacing pita . Sedangkan cacing pita pada kucing hanya dapat dibasmi dengan obat yang mengandung prazyquantel atau dichlorphen.

  • Obat Cacing Yang Terdapat Di Pasaran

  1. Combantrin (pfizer) : mengandung bahan pyrantel, hanya dapat membasmi cacing gelang, dapat dibeli di apotik
  2. Vermox : mengandung bahan mebendazole, hanya dapat membasmi cacing gelang, dapat dibeli di apotik.
  3. Drontal Cat (bayer): mengandung bahan pyrantel dan prazyquantel, Paling baik digunakan pada kucing, Dapat membasmi cacing pita dan cacing gelang, Bisa dibeli di petshop atau dokter hewan.
  4. Drontal Plus (bayer) : mengandung bahan prazyquantel, pyrantel dan febantel. Biasa digunakan pada anjing, bisa juga diberikan pada kucing (dosis disesuaikan). Jangan diberikan pada kucing yang sedang bunting !. Febantel dapat menyebabkan cacat pada janin kucing.

      Secara umum, tidak dianjurkan memberikan obat cacing pada kucing yang sedang bunting. Berikan obat cacing sebelum bunting/kawin atau sesudah melahirkan. Konsultasikan mengenai pemberian obat cacing ini dengan dokter hewan langganan anda. Konsultasikan dosis masing-masing obat cacing pada dokter hewan terdekat. Hindari sebisa mungkin memberikan obat cacing pada kucing bunting ( hamil). Pemberian obat cacing sebaiknya dilakukan sebekum kucing kawin atau setelah melahirkan.

  • Rekomendasi program rutin pemberian obat cacing (pencegahan)

2-4 kali setahun, setiap pemberian obat diulang dua minggu kemudian. Frekuensi pemberian tergantung kondisi kucing dan lingkungan. Kucing yang biasa bermain di kebun atau outdoor sebaiknya lebih sering diberi obat cacing.



Drontal

<2 mgg>
kemudian


Combantrin/
Drontal
<3-6 bulan>
kemudian


Drontal

<2 mgg>
kemudian


Combantrin/
Drontal

Selalu menjaga kebersihan litter (pasir kucing), ganti dengan yang bersih. Usahakan satu kucing satu kotak pasir.

       Rekomendasi program membasmi cacing pita D. caninum (bila kucing positif terinfeksi)


           Cacing pita D. caninum dapat menyebar melalui gigitan pinjal (lihat cacing pita). Oleh karena itu program pemberian obat cacing harus berjalan bersamaan dengan program pembasmian pinjal kucing. Obati semua kucing yang berada dalam satu ruangan (meskipun berbeda kandang), karena pinjal dapat pindah ke kucing lain yang berbeda kandang.



            Pemberian obat cacing (drontal/prazyquantel) dilakukan bersamaan dengan obat anti kutu seperti frontline / revolution cat spot on (obat tetes) atau suntikan ivermectin. Dilakukan 2-3 kali berturut-turut dengan selang waktu 3-4 minggu.

Suntik ivermectin + Drontal
< 3-4 minggu>  kemudian
Suntik ivermectin + Drontal
  kembali ke program rutin
Eradikasi pinjal & cacing pita




Referensi
  • Overgaauw PA. 1997. Aspect of toxocara epidemiology-toxocarosis in dog an cats. Crit Rev Microbiol 23 (3) 233-251.
  • Dubinsky P et al. 1995. Role of small mammals in the epidemiology of toxocariasis. Parasitology 110 (2) 187-193.
·         Boreham R E Boreham PFL (1990) Dipylidium caninum‚life cycle, epizootiology and control. Comp cont educt pract vet 12, 667-675

Baca Juga ::CARA MEMASUKAN OBAT CACING ORAL PADA KUCING::
\

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar